Suku Kayuagung
Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatra Selatan. Komunitas suku ini umumnya tinggal di Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan seputaran provinsi Sumatra Selatan. Mayoritas masyarakat subsuku Kayuagung memeluk agama Islam dan umumnya bekerja sebagai petani. Budaya dan adat istiadat yang masih terjaga hingga kini ialah Adat Lamaran dan Tari Penguton Kayuagung. Suku Kayuagung adalah salah satu bagian dari kelompok etnik/subsuku etnis Komering.
Adat lamaran |
A. Asal Usul
Penduduk dalam Marga kayuagung berasal dari dua keturunan atau poyang. Keduanya, yaitu keturunan yang berasal dari Abung Bungamayang dan dari Skala Berak yaitu Komering-Batak. Abung Bungamayang mula-mula menempati daerah di sekitar Sungai Hitam Lempuing, dengan leluhurnya bernama Mekodum Mutaralam. Sedangkan keturunan yang berasal dari Skala Berak mula-mula bertempat tinggal di Batu Hampar Kijang poyang yang bernama Raja Jungut.
B. Adat Istiadat dan Kebudayaan
Suku Kayuagung menganut garis keturunan "Bilateral" dimana garis keturunannya bisa dari pihak bapak atau bisa juga dari pihak ibu. Adat dan budaya yang masih terjaga di suku Kayuagung ialah adat lamaran pernikahan dan tari penguton.
C. Bahasa
Suku Kayuagung memiliki bahasa sendiri yakni bahasa Kayuagung, secara khusus di Kayuagung bahasa ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini sedikit mirip dengan bahasa Melayu Palembang dengan intonasi yang sedikit mendayu-dayu. Selain itu dialek suku Kayuagung juga berdialek Ogan, sebagai suku yang paling dekat dengam suku Kayuagung. Selain bahasa Kayuagung itu sendiri, beberapa etnis Kayuagung menggunakan bahasa lain di beberapa daerah, seperti di desa Tanjung Rancing dan desa Celikah, masyarakat suku Kayuagung menggunakan bahasa Pegagan.
OKI |
D. Agama
Bisa dikatakan bahwa hampir semua suku Kayuagung memeluk agama Islam. Namun, masih banyak diantara mereka yang masih memegang kepercayaan lama yang percaya pada roh-roh. Sebagai contoh, pada saat memandikan mayat salah seorang warga yang meninggal dunia, mereka akan memandikannya disertai dengan campuran berbagai macam bunga berwarna-warni. Hal ini dilakukan supaya arwah yang meninggal lupa untuk kembali ke rumah melainkan pergi ke alam baka. Beberapa warga juga percaya bahwa arwah-arwah orang meninggal bisa tinggal ditempat-tempat keramat.
E. Mata Pencaharian
Kebanyakan masyarakat suku Kayuagung bekerja sebagai petani, namun menggarap pertanian lebih dilakukan pada musim penghujan karena kawasan Ogan Komering Ilir dan secara khusus kawasan Kota Kayu Agung berupa rawa. Beberapa warga juga menjadi pedagang khususnya di kota Kayu Agung, dan ada juga yang membuat gerabah.
Posting Komentar untuk "Suku Kayuagung"